Ahlan

Powered by Blogger.
RSS

Salam

Ni merupakan blog ana yang second sbb blog yg lama tu, amribnujamuh.blogspot.com tu account kna blog kot, ana x psti...tp blog ni sdg dbaik pulih...ada hikmah di sebalik ujian yang ana di timpa tu...tu je ana nk tulis...Salam^_^

heh


Pesanan Syeikh Ahmad Yasin

“Sesiapa yang menguasai Palestin, dia akan menguasai dunia”. – Salahuddin Al Ayubi

Kita sambung semula kisah Syeikh Ahmad Yasin yang mati syahid dalam menegakkan kedaulatan bumi Palastine.

Kata-kata semangat ini amat bererti dan mendalam sekali maknanya jika kita benar-benar menghayatinya. Berikut adalah lebih kurang maknanya,

Kata Syeikh Ahmad Yasin, Sesungguhnya aku, seorang tua yang lemah, tidak mampu memegang pena dan menyandang senjata dengan tanganku yang sudah mati(lumpuh), Aku bukan seorang penceramah yang lantang yang mampu menggegarkan semua tempat dengan suaraku(perlahan).

Aku tidak mampu untuk ke mana-mana tempat untuk memenhi hajatku kecuali jika mereka menggerakkan(kerusi roda) ku.

Aku, yang sudah beruban putih dan berada di penghujung umurku. Aku, yang di serang pelbagai penyakit dan di timpa berbagai penderitaan. Adakah segala macam penyakit dan kecacatan yang tertimpa ke atasku turut menimpa bangsa Arab hingga menjadikan mereka begitu lemah? Adakah kalian semua begitu wahai Arab, kalian diam membisu dan lemah, ataukah kalian semua telah mati binasa.

Adakah hati kalian tidak bergelora melihat kekejaman yang berlaku terhadap kami sehingga tiada satu kaum pun bangkit menyatakan kemarahan kerana Allah. Tiada satu kaum pun yang bangkit menentang musuh-musuh Allah yang telah mengistiharkan perang antarabangsa ke atas kami dan menukarkan kami daripada golongan mulia yang dianiaya dan dizalami kepada pembunuh dan penjenayah serta pengganas. Tidak adakah yang mahu di antara kalian, bangkit menentang musuh-musuh yang telah berjanji setia untuk menghancurkan dan menghukum kami.

Tidak malukah umat Islam ini terhadap dirinya yang dihina sedangkan padanya ada kemuliaan. Tidak malukah negara-negara umat Islam ini membiarkan penjenayah Zionis dan sekutu antarabangsanya tanpa memandang kami dengan pandangan yang mampu mengesat air mata kami dan meringankan bebanan kami.

Adakah pertubuhan-pertubuhan umat Islam ini, pasukan tenteranya, parti-partinya, badan-badannya dan tokoh-tokohnya tidak mahu marah kerana Allah dengan kemarahan sebenarnya lalu mereka keluar beramai-ramai sambil melaungkan, “Ya Allah, perkuatkanlah saudara-saudara kami yang sedang dipatah-patahkan, kasihanilah saudara-saudara kami yang lemah ditindas dan bantulah hamba-hambaMu yang beriman!

Adakah kalian tidak memiliki kekuatan berdoa untuk kami? Seketika nanti kalian akan mendengar mengenai peperangan besar ke atas kami dan ketika itu kami akan terus berdiri dengan tertulis di dahi kami bahawa kami akan mati berdiri dan berdepan dengan musuh, bukan mati membelakang(melarikan diri dari musuh)dan akan mati bersama-sama kami, anak-anak kami, wanita-wanita, orang-orang tua dan pemuda-pemuda.

Kami jadikan di kalangan mereka sebagai kayu bakaran buat umat yang diam dalam kebodohan! Janganlah kalian menanti hingga kami menyerah atau mengangkat bendera putih kerana kami telah belajar bahawa kami tetap akan mati walaupun kami berbuat demikian(menyerah). Biarkan kami mati dalam kemuliaan sebagai mujahid.

Jika kalian mahu, marilah bersama-sama kami sedaya mungkin. Tugas membela kami terpikul di bahu kalian. Kalian juga sepatutnya menyaksikan kematian kami dan menghulurkan simpati. Sesungguhnya Allah akan menghukum sesiapa sahaja yang lalai daripada menunaikan kewajipan yang diamanahkan.

Dan kami berharap kepada kalian supaya jangan menjadi musuh yang menambah penderitaan kami. Demi Allah, jangan menjadi musuh kepada kami wahai peminpin-pemimpin umat ini, wahai bangsa umat ini.

Ya Allah, kami mengadu kepadaMu… kami mengadu kepadaMu.. kami megadu kepadaMU… kami mengadu kepadaMu lemahnya kami dan kurangnya helah kami. Demikianlah kami di hadapan manusia. Engkaulah tuhan kepada orang-orang yang lemah. Dan Engkaulah Tuhan kami. Kepada siapa Engkau tinggalkan kami. Adakah kepada orang yang jauh yang akan menyerbu kami. Ataukah kepada musuh yang berkuasa ke atas kami?

Ya Allah, kami mengadu kepadaMu darah-darah yang tertumpah, maruah yang ternoda, kehormatan yang diperkosa, kanak-kanak yang diyatimkan, wanita-wanita yang di jandakan, ibu-ibu yang kehilangan anak, rumah-rumah yang diruntuhkan, tanaman-tanaman yang dirosakkan.

Ya, Allah, kami mengadu kepadaMu, berseleraknya kesatuan umat kami, berpecahnya perpaduan kami, berbagai-bagainya jalan kami, terkebelakangnya kami.

Kami mengadu kepadaMu betapa lemahnya kaum kami, betapa tidak bermayanya umat di sekeliling kami dan betapa berjayanya musuh-musuh kami….”



Ya Allah


Tuesday, November 30, 2010

Ta'lim,ta'dib dan tarbiyah

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan Tuhanmu-lah yang maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya.
Dunia pendidikan dalam Islam mendapatkan perhatian yang utama selain masalah ketahuidan. Surat Al-Alaq, sebagai wahyu pertama, secara tersirat menyuruh umat manusia untuk tidak serta merta “beriman” sebelum adanya “ilmu” sehingga orang bertauhid bukanlah tanpa dasar. Ruang “dialogis keimanan” ini memberikan kesempatan kepada manusia untuk berpikir secara”hanif”, tanpa ada paksaan, untuk menerima ketauhidan universal Islam. Pendidikan dalam Islam bukanlah sebuah “transfer of knowledge” semata, pemindahan ilmu dari guru-murid, tanpa adanya dialog-dialog kritis dari kedua belah pihak (guru-murid), sebagaimana digambarkan dalam dialog antara Nabi Muhammad dengan Jibril saat menerima wahyu pertama di gua Hira’. Dengan adanya “umpan balik” antara guru-murid melahirkan berbagai macam konsep-konsep pendidikan dalam Islam, diantaranya:ta’lim, ta’dib dan tarbiyah. Kosep ini semua bermuara pada pendidikan transformatif, pendidikan yang menghantarkan peserta didik menjadi “ahsanu taqwim”.
Pengertian ta’lim, ta’dib, dan tarbiyah.
Ta’lim, secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari ‘alama-yu’alimu-ta’liman), secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Abdul Fattah Jalal, ta’lim merupakan proses pemberian pengatahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya ( ketrampilan). Mengacu pada definisi ini, ta’lim, berarti adalah usaha terus menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi ‘tidak tahu’ ke posisi ‘tahu’ seperti yang digambarkan dalam surat An Nahl ayat 78, “dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”.
Ta’dib, merupakan bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dibdiartikan sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.
Menurut Sayed Muhammad An-Nuquib Al-Attas, kata ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud keberadaan-Nya. Definisi ini, ta’dib mencakup unsur-unsur pengetahuan (ilmu), pengajaran (ta’lim), pengasuhan (tarbiyah). Oleh sebab itu menurut Sayed An-Nuquib Al Attas, tidak perlu mengacu pada konsep pendidikan dalam Islam sebagai tarbiyah, ta’lim, dan ta’dibsekaligus. Karena ta’dib adalah istilah yang paling tepat dan cermat untuk menunjukkan dalam arti Islam.
Tarbiyah, merupkan bentuk masdar dari kata robba-yurabbi-tarbiyyatan, yang berarti pendidikan. Sedangkan menurut istilah merupakan tindakan mangasuh, mendididk dan memelihara.
Muhammad Jamaludi al- Qosimi memberikan pengertian bahwa tarbiyahmerupakan proses penyampian sesuatu batas kesempurnaan yang dilakukan secara setahap demi setahap. Sedangkan Al-Asfahani mengartikantarbiyah sebagai proses menumbuhkan sesuatu secara setahap dan dilakukan sesuai pada batas kemampuan.
Menurut pengertian di atas, tarbiyah diperuntukkan khusus bagi manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian tarbiyah yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan dan memenuhi segala yang dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab eksistensinya.
Analisis perbandingan antara konsep ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah
Istilah ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitanyang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.
Dalam ta’lim, titik tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak. Oleh karena itu ta’lim di sini mencakup aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang di butuhkan seseorang dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.
Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik pribadi.
Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
Denga pemaparan ketiga konsep di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia pendidikan yaitu menghantarkan anak didik menjadi yang “seutuhnya”, perfect man, sehingga mampu mengarungi kehidupan ini dengan baik. waAllahu ‘alam.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Ulama Pewaris nabi

Hebat ciptaan Allah

Mengejar dunia tidak mendapat akhirat mengejar akhirat mendapat dunia


Pewaris Nabi

[1_278887258l[1].jpg]

Ustaz Nik Zawawi Nik Salleh...

Tgk2

Sedikit gambar2 tuk mngimbas kembali kenangan semasa pergi ziarah di Jordan dan mengerjakan umrah di Mecca.. ^_^ Perasaan gembiranya tidak dapat di gambarkan semasa berada di sana... Ya Allah tidak dapat di ceritakan perasaan semasa berada di sana dan juga tidak dapat di gambarkan betapa sedihnya apabila waktunya telah tiba untuk bertolak ke tempat nabi, Madinah Al-Munawarah... tgk2 lah...

Ya Allah


Come on

NORA\